Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ikatan Alumni Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana- Denpasar
1. AAN ANANTASIKA 2.AAN JAYA KUSUMA
3. WAYAN SURYANATHA 4. NYOMAN SUTJIDRA
5. WAYAN SUKADANA 6. KETUT ARDANA
7. PANDE MD DWIJAYASA 8. IB WIDIARSA
9. IB MD KARTA 10. KT ANANDA WIRATAMA
11. IB MD SUKADANA 12. DEWA PT ARDIKA S
13. IB SEMADI PUTRA 14. AGUS SUPRIATMAJA
15. PT DOSTER MAHAYASA 16. IGN DARMA PUTRA
17. KTUT MARTAYASA 18. IGNM WEDAGAMA
19. HARIYASA SANJAYA 20. MADE DARMAYASA
21. KT SURYA NEGARA 22. WY KESUMADANA
23. MINTAREJA TEGUH 24. FERY ARMANZA
25. NYOMAN NUADA 26. PT GD SUPRIATMAJA
27. DW PT SAHADEWA 28. AA PUTRA WIRAWAN
29. NYOMAN TONIKA 30. AA RAKA BUDAYASA
31. GD ALIT WARDANA 32. IGN DARMAJA
33. KT SEPIDIARTA 34. KT SUARDANA
35. PUTU SARJANA 36. ANDRIAN NARERE
37. ISWARA DUARSA 38. KT DARMAYASA
39. PT SUDARSANA 40. AGUS RUSDY HAMID
41. MADE WINARTA 42. BAYU MAHENDRA
43. GD MEGA PUTRA 44. GD PUNARBAWA
45. GST MD JONI 46. HAYA HARARETH
47. I NYM. GD. BUDIANA 48. KT PUTRA SEDANA
49. CHANDRA TAHYTTI 50. PRIYONO
51. WY ARTANA PUTRA 52. INYM RUDI SUSANTHA
53. GD DENI SURASANDI 54. IBA WIDIARYANA
55. GD SUARDANA 56. IGN EKA WIJAYA
57. WAYAN UDIARTA 58. MD ARYADMIKA
59. WIDYASIH PRITASARI 60. OKA ASMARA JAYA
61. GD ANANTA KARNA 62. WIDI MARIADA
63. MD BUDIARTA 64. SEDANA YOGA
65. IA ANDAYANI 66. MD PRIMAWATI
67. IGA SRI DARMAYANI 68. WAYAN RUPANA
69. MD YUDI INDRIAWAN 70. IGN DWI PELITA
71. NYOMAN SUDASTRA 72. DEWA NY NURHARTA
73. MD INDRA GUNAWAN 74. ERNAWATI WIDODO
75. KETUT SUDIARTA 76. IGN PUTRA GUNAWAN
77. ANOM SUARDIKA 78. GD HARRY WIJAYA S
79. KT KARYANA 80. MD MEGA ANTARA 81. MD SUKA ANTARA(DEKO)82. BUDI MARYANTO 83. ARYA BUDIYASA 84. IGA SRI PUSPA WETAN 85. NYOMAN ARIANI 86. PUTRA DARMAWAN 87. MD WIJAYA 88.KT AGUS SUNATA 89.DIANAWATI HARTONO 90. ASTRID FRANSISCA PADANG 91. KADEK KORDANIS 92. MADE SUDARMAYASA 93. DAHLIA 94. RIPTO TOBING 95. I MD GEDE DARMA SUSILA 96.LILIANA PURNAMASIDI 97.KT RAI WIWA NEGARA 98. IB NYOMAN SUARDIANA MANUABA
4 komentar:
sah-sah saja bli, cuma yang menjadi masalah apakah persepsi keluarga pasien sama ngak dengan kita, sebab yang kita hadapi nanti adalah perbedaan persepsi yang berdampak opini publik dan ujung-ujungya di pengadilan karena kita dianggap malpraktek, meskipun mungkin di pengadilan kita menang tetapi udah membuat kita lelah. yang kedua resiko infeksi lbh tinggi dengan ikutnya keluarga ke ruang ok.
KEBEBASAN
Ada orang mengatakan padaku, “Jika engkau melihat ada hamba tertidur, jangan dibangunkan, barangkali ia sedang bermimpi akan kebebasan.”
Kujawab,”Jika engkau melihat ada hamba tertidur, bangunkan dia dan ajaklah berbicara tentang kebebasan.”
Suksma Rudi. Dalam pelayanan maternity saat ini tumbuh suatu tuntutan untuk lebih memanusiakan ibu hamil dan keluarganya. Baik saat melahirkan. Hal ini disebut dengan Humanisasi dalam persalinan, yang mencakup 3 hal:
1. Otonomi pasien. Pasien memeiliki hak dalam menentukan cara persalinannya (apakah mau persalinan alami pervaginam (di atas tempat tidur, water birth,dengan hipnosis, epidural atau dengan seksio).
2. Partisipasi aktif suami atau keluarga. Pendampingan suami saat di ruang bersalin dan sampai juga di ruang operasi sangat bermanfat dalam memberikan dukungan psikologis terhadap ibu hamil. Dan ini telah terbukti mencegah terjadinya risiko depresi postpartum atau post seksio. Dan sang suami akan mengetahui dan memahami betapa besar perjuangan istrinya melalui persalinan di kamar operasi.
3. Pengelolaan nyeri (pain management). Seharusnya tidak boleh lagi ada ibu hamil yang terpapar nyeri persalinan. Nyeri ini mesti dikurangi atau dikendalikan dengan berbagai cara. Bisa medikamentosa (ILA, epidural, gas N2O+O2), teknik-teknik alternatif (hipnosis, refleksi, akupunctur, water birth) dll.
Dan kecemasan ibu hamil yang akan dilakukan operasi itu harus dikurangi dengan salah satunya mengijinkan dan malah di beberapa RS dianjurkan untuk didampingi suami saat operasi SC.
Hal ini banyak manfaatnya seperti, suami akan dapat melihat bagaimana proses opersai terjadi dan bila ada hal yang emergensi suami bisa langsung memberi persetujuan. Dan ini akan memberikan transparansi untuk pasien dan keluarganya. Kalau kita bekerja profesional mengapa kita takut untuk terbuka apa lagi hal itu adalah hak pasien dan keluarganya untuk tahu prosedur medis atau pembedahan yang diterima oleh pasien.
Untuk mencegah ekses negatif yang Rudi khawatirkan dapat dilakukan persiapan antara lain:
1. Mempersiapkan suami dan pasien dengan penjelasan yang detail tentang tata cara selama suami mendampingi di kamar operasi. Termasuk menggunakan pakaian khusus (seperti tim operasi lainnya) untuk di OK, tempat duduk suami di sebelah kepala pasien agar bisa memegang tangan pasien dan memenangkan istrinya.
2. Semua tim OK bekerja dengan profesional dan memperlakukan pasien dengan cara yang terhormat, dan menjaga etika di kamar operasi baik pembicaraan dan penghargaan terhadap tim yang diajak berkerjasama di OK.
3.Mempersiapkan ruang OK menjadi bersih, rapi dan nyaman.
4.Memiliki dan memberikan kejujuran pada pasien dan suaminya.
5.Berdoa dan ikhlas.
Saya kira niat yang baik, dipersiapkan dengan baik, dilaksanakan dengan baik dan dikomunikasikan dengan baik maka akan berbuah kebaikan.
Jangan pernah ragu untuk berbuat baik dan benar.
Mari kita bekerja dengan lebih menghargai pasien (patient oriented), dengan profesional dan dengan kejujuran yang tinggi.
Salam
Hariyasa
suksma bli tiang jadi tambah mengerti tentang "humanisasi",semoga ide yang bli tampilkan akan menambah wawasan buat saya. semoga kebaikan datang dari segala penjuru
Posting Komentar