Rabu, 30 Juli 2008

Terimakasih

Karena sejawat mau meluangkan waktu menghadiri undangan temu alumni di RM Dynasti Balikpapan. Meski sekejap tapi cukup buat kita memutar kembali kenangan semasa pendidikan. Walau jauh dimata kita akan selalu dekat di hati. Selamat jalan, selamat kembali ketempat tugas masing masing. Semoga Tuhan selalu memberikan yang terabik buat kita semua. Viva Ikalogi

Senin, 28 Juli 2008

10 handphone canggih 2008-2009

disadur oleh: rudi
1.nokia 888 communicatorhandphone dengan konsep futuristic yang menggunakan baterai liquid(cairan).
2.nokia aeon kabarnya handphone ini akan direlease bulan februari depan.
3.Sky “Sleak & Slim”handphone yg diproduksi oleh SKY memiliki touchpad yang bersinar dan “hidden-key”
4.Benq-Siemens “Snaked”model “reptile” yang di desain khusus untuk wanita yg hobby berolahraga dengan teknologinya yang mudah mengikuti bentuk tubuh manusia.
5.What u see is what u get concept konsep ini tidak lagi menggunakan LCD seperti digital camera, tetapi menggunakan frame yang transparan sebagai kamera.
6.Retroxis by Dark Label
7.Benq-Siemens “The Black Box”
8.NEC Tag memiliki konsep yang mirip dengan “the snaked”
9.TripleWatch
10.Asus Aura

Jumat, 25 Juli 2008

CINTA


Cinta adalah Kekuatan yang mampu merubah redup menjadi terang…Cinta adalah Kelemahan jika alunannya tak seirama…Cinta adalah Ketenangan jika berbiaskan keimananCinta adalah Kelembutan jika berpendarkan sinar kasih sayang…Cinta adalah Pengorbanan jika teralirkan kesucian…Cinta adalah Rintihan jika retakannya tak terpadukan…Cinta adalah Tertawaan jika panahnya terbelokkan…Cinta adalah Tangisan jika belahannya tertinggalkan…Cinta adalah Irama jika melodinya terdendangkan…Cinta adalah Dendam jika terpancarkan kepalsuan…Cinta adalah Permainan jika terhiasi kebohongan…Cinta adalah Anugerah yang tak hilang tertelan masa…tak akan pudar oleh waktu…dan tak akan dapat ditolak oleh siapapun…Hargailah CINTA…!!!(PLAGIATOR:RUDI)

Selasa, 22 Juli 2008

arti sahabat


sahabat adalah dia yang menghampiri ketika seluruh dunia menjauh, karena persahabatan itu ibarat tangan dan mata. saat tangan terluka mata menangis,saat mata menangis tangan menghapusnya. selamat hari persahabatan sedunia buat teman-teman anggota pogi. semoga blog ini akan menambah sahabat kita.semoga keselamatan akan mengantarkan temen-temen yang berangkat ke PIT , met jalan...bagi-bagi ilmunya lewat blog ini.dari:rudi







Rabu, 16 Juli 2008

SEPSIS

DISADUR OLEH:dr I Nyoman Rudi Susantha,SpOG
semoga bahan ini berguna untuk sejawat yg ada di daerah
sumber makalah: bahan kuliah

Sepsis, syok sepsis, dan kegagalan multipel organ ( MOF) mengenai hampir 750. 0000 penduduk di Amerika Serikat dan menyebabkan kematian sebanyak 215.000 orang. Angka kematian oleh karena sepsis berkisar 9,3 % dari seluruh penyebab kematian di Amerika Serikat, setara dengan angka kematian yang disebabkab oleh infark miokardial dan jauh lebih tinggi dari kematian oleh karena AIDS dan kanker payudara. Rata – rata angka menginap dirumah sakit berkisar 19, 6 hari dan biyaya per kasus sebesar 22.100 US dolar.5 6
Istilah septikemia pertamakali dikemukakan oleh Scottmuller 1914, yaitu invasi mikroba dari tempat masuk tertentu ( portal of entery ), menyebar ke seluruh tubuh/ jaringan yang dapat menyebabkan tanda dan gejalan klinis suatu penyakit. 7
SIRS merupakan respon sistemik yang disebabkan oleh aktifitas sistim inflamasi penderita yang mengakibatkan kerusakan organ yang bervariasi dan luas serta berhubungan dengan berbagai kondisi klinik. Selain infeksi, penyebab lain SIRS meliputi pankreatitis, iskemia, perdarahan, syok, kerusakan organ yang diperantarai oleh reaksi imun, luka bakar. Tidak semua pasien infeksi berkembang menjadi sepsis, dan terdapat perkembangan dari infeksi yang bersifat lokal menjadi bakterimia, kemudian sepsis, dan selanjutnya syok septik.
Sepsis merupakan kumpulan gejala klinis sebagai respon inflamasi secara sistemik ( systemic inflamatory response syndrome/ SIRS) akibat adanya infeksi oleh bakteri,virus, jamur, protozoa, seperti :
1. Suhu tubuh > 38 C atau < 36 C
2. Denyut jantung > 90x / menit
3. Pernafasan > 20 X / menit
4. Leukosit darah > 12.000 / mm3 atau < 4000 mm3 atau 10 % dalam bentuk immature
Sepsis berat adalah sepsis yang dihubungkan dengan disfungsi organ – organ, hipoperfusi, atau hipotensi sementara syok septik adalah sepsis yang menginduksi hipotensi terkecuali adanyaresusitasi cairan yang adekuat. Pasien pasien yang memperoleh pengobatan initropik atau vasopresor tidak menjadi hipotensi pada saat abnormalitas perfusi diukur. Tekanan darah sistolik < 90 mmHg atau penurunan ≥ 40 mmHg dari base line pada keadaan tidak adanya penyebab lain dari hipotensi.2 5 10
Terdapat banyak kebingungan yang timbul akibat terminologi sepsis dan keadaan patologi lain yang dihubungkan dengan sepsis. Kosensus yang dicapai oleh American College of Chest Physician dan Society of Critical Care Medicine tentang definisi sepsis, Severe sepsis, septic syock, systemic inflamatory response syndrome/ SIRS, multi organ dysfuncion syndrome/MODS pada tabel berikut 6 :

Tabel 1. definisi sepsis, Severe sepsis, septic syock, systemic inflamatory response syndrome/ SIRS, multi organ dysfuncion syndrome/MODS
§ Infection :
- Inflammatory response to microorganism, or Invasive of normally sterile tissue.

§ Severe Sepsis :
- Sepsis
- Organ dysfunction
§ Systemic Inflammatory Response Syndrome ( SIRS ) :
- Systemic response to varriety of processes
-
Septic Syok :
- Sepsis
- Hypotension despite fuid resuscitation
§ Sepsis :
- Infections plus
- ≥ SIRS criteria

§ Multiple Organ Dysfunction Syndrome ( MODS )
- Altered organ fuction in an acutely ill patient
- Homeostasis cannot be maintained without intervention

Antara sepsis dan SIRS yang dipicu terjadinya oleh faktor non infeksi seperti trauma, ,luka bakar, diabetes, pankreatitis dan pembedahan, terdapat overlapping dimana pada daerah sepsis yang tidak mendapat penanganan dengan baik dapat berkembang menjadi severe sepsis dan multi organ failure (MOF) seperti gambar berikut :


Severe sepsis
MOF
SIRS
INFECTION
Sepsis Pada Maternal
Bakterimia terjadi sekitar 5 – 10 % dari wanita dengan karioamnionitis, pyelonefritis, atau endomertitis post partum. Dari wanita – wanita dengan bakterimia ini, 4 – 5 % menjadi sepsis atau syok sepsis dan sekitar 3 % dari mereka meninggal. Mortalitas syok septik pada wanita yang tidak hamil sebesar 20 – 50 % dan tergantung pada penyakit medis yang mendasari. Alasan prognosis yang lebih baik pada wanita hamil bersifat multifaktorial, antara lain 2:
1. Usia yang lebih muda
2. Infeksi yang bersifat sementara pada kasus- kasus obstetri
3. Sedikitnya organisme yang bersifat toksik
4. Lokasi infeksi primer lebih terjangkau untuk memproleh pengobatan
5. kesehatan wanita sebelumnya yang tanpa kelainan medis.
Wanita hamil meskipun lebih mudah mengalami sepsis, fetus yang dikandungnya juga berada pada risiko tinggi, Resiko pada fetus bukan karena efek langsung bakteri atau endotoksin pada fetus tetapi endotoksin menyebabkan penurunan suplai darah uteroplasenta dan peningkatan kontraksi uterus. Hal ini menyebabkan terjadinya hipoksia fetus , asidosis, dan persalinan preterm. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan fetal distress dan kematian. Pada keadaan ini persalinan hanya akan memperburuk keadaan ibu dan fetus, sehingga pada keadaan ini diharapkan terjadi stabilisasi keadaan ibu dulu sebelum persalinan.
Penyebab tersering bakterimia ( 70- 80 % ) pada pasien obstetri akibat endometriosis setelah persalinan dengan seksio sesaria, dan tersering sepsis ( 80%) pasien pasien obstetrik terjadi pada periode post partum. Persalinan SC dihubungkan dengan insiden yang lebih tinggi terjadinya bakterimia daripada persalinan pervaginam( 3% : 1%). Dengan demikian SC merupakan satu yang terbanyak faktor risiko berkembangnya bakterimia dan sepsis.
Seperti halnya pada populasi non obstetrik, kuman – kuman gram negatif, kuman – kuman penghasil endotoksin, basilus aerobik,ditemukan sering kali pada pasien pasien obsterik denganbakterimia atau sepsis. Organisme – organisme ini terbanyak berasal dari flora vagina dan bukan infeksi nosoksomial. Walaupun bakteri ini menyebabkan sepsis pada kehamilan sampai 60 – 80 %, bakteri lainnya dapat menyebabkan sepsis dan pada 20 % kasus obstetrik dengan sepsis penyebabnya bersifat polimikrobial dan 10 % dari kasus infeksi penyebabnya tidak diketahui.

Faktor Resiko
1. Menurunnya sistim pertahanan tubuh
§ Menurunnya sistim retikuloendotelial
§ Gangguan cell mediated immunity
§ Defek sistim imunitas seluler
2. Tindakan invasive yang dilakukan pada penderita seperti : intubasi endotrakeal,kanulasi pada vena serta arteri,insersi pipa nasogastrik, urine kateter, pembedahan dll
3. Pemakaian antimikroba yang tidak tepat seperti golongan betalaktam yang ditenggarai menyebabkan lepasnya endotoksin kedalam plasma akibat hancur atau lisisnya kuman gram negatif, yamg dapat mencetuskan sepsis.

Patofisiologi
Timbulnya sepsis menunjukkan bahwa telah terjadi penyebaran bakteri kedalam sirkulasi melalui daerah injury, infeksi nosoksomial dan proses translokasi kuman yang terutama terjadi didaerah mukosa oleh karena kebanyakan infeksi port de entrynya melalui mukosa. Mekanisme terjadinya sepsis merupakan proses yang sangat kompleks, dan melibatkan interaksi multi sistim yang terkait dengan inflamasi, respon imun dan perfusi seluler seperti : kaskade sitokin, kaskade pembekuan, sistem komplemen, cell mediated immunity dan respon imun humoral.
Kuman yang menyebabkan terjadinya sepsis akan melepaskan endotoksin yang dihasilkan oleh kuman gram negatif dan endotoksin oleh kuman gram positif yang didalam plasma akan berikatan dengan lipo- polysaccaride binding protein ( LBP). Kompleks dari ikatan tersebut akan berikatan dengan CD14 yang terdapat pada permukaan makrofag maupun monosit, sehingga sel –sel tersebut menjadi aktif. Aktivasi makrofag dan monosit akan mengakskresi sitokin pro-inflamasi, seperti : interleukin - ! ( IL-1) serta TNF α, dan secara klinis akan timbul gejala SIRS . Apabila proses inflamasi makin berat maka akan dilepaskan mediator lainnya ( kaskade inflamasi ) oleh sel inflamasi, endotel, sistem komplemen akan dapat memperburuk hemodinamik, metabolisme serta kerusakan jaringan yang selannjutnya gangguan ekstraksi oksigen sampai terjadinya gejala disfungsi organ multipel ( MODS).6 10
Pada saat yang sama tubuh akan mengembangkan mekanisme kendali yang mencegah penyebaran reaksi inflamasi, berupa pelepasan sitokin anti-inflamasi dan berbagai mediator yang dapat meredam reaksi inflamasi. Tujuan dari reaksi ini ( pro dan anti inflamasi ) adalah untuk mengatasi agen penyebab, mendorong penyembuhan kerusakan jaringan, serta mencegah perluasan reaksi yang membahayakan tibuh. Reaksi ini merupakan reaksi fisiologik yang harus dimiliki oleh setiap orang. Pada sepsis, mekanisme ini tidak terkendali sehingga berbagai sitokin dan mediator menyebar secara sistemik, yang dapat menimbulkan kerusakan pada tempat yang jauh dari sumber infeksi.

Manifestasi Klinik
Syok terjadi bila perfusi jaringan tidak adekuat dan berakhir pada disfungsi sel dan seringkali berakhir dengan kematian sel, bila berlanjut terlalu lama. Organ yang sering terlibat seperti jantung, paru – paru, ginjal, hati, SSP, dan sistim koagulasi. Pada kehamilan, uterus dan fetus dapat terlibat. Prognosis semakin buruk dengan semakin banyaknya organ yang terlibat. Kematian sering kali menyertai kegagalan satu atau lebih sistim organ yang terlibat atau hipotensi yang tidak teratasi
Perubahan hemodinamik pada syok septik berbeda dengan penyebab syok yang lain : kardiogenik, obstuksi vaskuler, dan hipovolemia. Pada syok septik, resistensi vaskuler sistemik (SVR) meningkat sebagai mekanisme kompensasi untuk mempertahankan tekanan darah, dan perbedaan oksigen aretiovenosa meningkat, mencerminkan pengambilan oksigen sistemik oleh jaringan hipoperfusi. Perubahan hemodinamik yang dihasilkan oleh sepsis atau syik septik lebih kompleks dan secara klasik dibadi menjadi 3 fase, yaitu 2 :
1. Syok awal (panas)
2. Syok lanjut ( dingin)
3. Syok sekunder ( irreversibel)
Fase pertama menunjukan terjadinya sustu sindrom syok hiperdinamik dengan penurunan resistensi vaskuler sistemik dan meningkatnya cardiac output ( syok panas). Onset sepsis didahului oleh hipovolemia, disertai dilatasi kombinasi arteri dan vena dan keluarnya plasma kedalam ruang ekstravaskuler akibat kerusakan endotelial. Bila keadaan hipovolemia ini diobati, pasien akan mempunyai SVR yang rendah, peningkatan cardiac output, takikardia dan menurunnya perbedaan oksigen arterivenosa. Vasodilatasi merupakan hasil dari pelepasan sitokin, bradikinin, histamin, dan prostaglandin. Meskipun terdapat peningkatan cardiac uotput, terutama peningkatan denyut jantung, fungsi ventrikrl ditekan oleh faktor penekan myokardial sirkulasi. Keadaan ini menyebabkan penekanan fraksi ejeksi dan dilatasi ventrikel. Akhirnya penurunan perbedaanoksigen arteriovenosa sebagai akibat penurunan penggunaan oksigen perifer. Keadaan ini merupakan hasil maldistribusi aliran darah (oksigen) ke jaringan dengan perkembangan terjadinya laktat asidosis.
Fase dingin dari syok septik secara klasik ditandai oleh penurunan volume sekuncup sebagai akibat menungkatnya SVR dan semakin memburuknya disfungsi miokardial. Peningkatan SVR sebagai akibat vasokonstriksi berat disebabkan oleh katekolamin sirkulasi dan prostaglandin vasoaktif( tromboksan). Meskipun kebanyakan pasien mengalami penurunan SVR, tanda klinik syok dingin terjadi akibat penurunan volume sekuncup, akumulasi asam laktat, hipovolemia persisten, dan insuffisiensi mikrovaskuler. Pada fase ini perfusi jaringa tidak adekuat dan tidak berrespon terhadap cairan bolus, sehingga obat-obatan inotropik dan vasoaktif diperlukan untuk mempertahankantekanan darah yang adekuat.
Fase akhir dari syok menunjukkan semakin buruknya hipotensi yang tidak berrespon terhadap terapi konvensional dengan cairan dan obat-obatan inotropik atau vasoaktif. Berkembangnya kerusakan organ target yang bersifat irreversibel terjadi selama fase ini.


Tanda dan gejala klinik
Dimulai dari peningkatan tempratur akibat bakterinemia dengan tanda klinis awal sepsis sebagai presyok :
§ Takipneu dan respiratori alkalosis
§ Hiperdinamik mulai tampak ditandai dengan peningkatan volume sekuncup dan peningkatan SVR tanpa perubahan tekanan darah.
Syok awal ditandai dengan dengan keadaan hiperdinamik dengan hipotensi dan tekanan darah sistolik < 60 – 90 mmHg atau terjadi penurunan ≥ 40 mmHg dari semula.
Gejala awal seringkali berupa perasaan cemas, bingung, dan disorientasi. Tanda klinik lain selama fase ini meliputi instabilitas temperatur,perasaan panas dan vasodilatasi perifer. Dengan perkembangan kearah syok lanjut, terjadi hipotensi, kulit yang dingin dan lembab, hipoksemia,oligouria, dan memburuknya keadaan mental. Selama perioda syok awal, tanda dari kerusakan organ target dapat terlihat dan keadaan ini dapat memburuk menjadi syok lanjut.

Organ yang mengalami disfungi
Sistim pernafasan
Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS ) terjadi pada 25 % kasus yang berperan pada terjadinya hipoksemia dan angka mortalitasnya 50 %.
Hemodinamik
Trombositopenia terjadi pada 50 % kasus dan 5 % berkembang menjadi DIC.
Hepar
Lebih jarang terjadi kecuali pada keadaan iskemia yang berat.

Diagnosis
Diagnosis awal sepsis atau syok septik tergantung pada kepekaan dokter untuk menilai pasien dengan dan tanda awal yang tidak spesifik seperti takipnnea, dispnea, takikardia dengan keadaan hiperdinamik, vasodilatasi perifer, instabilitas tempratur, dan perubahan keadaan mental. Keadaan seperti ini penting di perhatikan pada wanita – wanita dengan resiko tinggi seperti pyelonefritis, korioamnionitis, endometritis, abortus septik, atau telah menjalani prosudur operasi emergensi. Diagnosa dan penanganan awal ini sangat menentukan keberhasilan hidup pasien.
Tanda yang tampak tergantung dari fase syok septik ( syok panas atau dingin ) dan tipe kerusakan organ yang terjadi, tetapi hipotensi selalu ditemukan. Kebanyakan pasien mengalami peningkatan tempratur dan lekosit dengan pergeseranke kiri, tetapi pada beberapa wanita terjadi penurunan temperatur dan kadar leukosit dibawah normal. Sebagai akibat dari keadaan hiperdinamik jantung, terjadi gejala gejala pada jantung seperti iskemia, gagal jantung kiri, atau aritmia. Konsekuansi klinik dari DIC adalah perdarahan, trombosis dan hemolisis mikroangiopati. Karena pada syok sepsis potensi terjadinya disfungsi ginjal dan hipovulemia, manifestasi klinik dapat berupa oligouria, hematuria dan proteinuria. 2
Karena sebanyak 25 % wanita dapat mengalami ARDS dengan kegagalan respirasi. ARDS merupakan gagal pernafasan mendadak tanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnnya. Faktor predisposisi yang mendasari dapat berupa sepsis, perdarahan, ruda paksa paru atau bagian tubuh lain, pankreatitis, aspirasi airan lambung dl. Dokter perlu mengamati tanda terjadinya distres pernafasan, hipoksemia, dan tanda memburuknya hipoksemia. Pada awal sepsis pasien menunjukkan respirasi alkalosis akibat hiperventilasi. Dengan memburuknya sepsis, terjadi respirasi asidosis sebagai akibat dari pengumpulan asam laktat yang berasal dari metabolisme anaerobik sel. Kadar asam laktat berhubungan dengan derajat hipoksia organ, dan meningkatnya kadar asam laktat mencerminkan memburuknya prognosis dan dapat digunakan sebagai parameter keberhasilan pengobatan.9
Dalam hal membantu menegakkan diagnose sepsis stau syok septik, selain melalui pemeriksaan fisik, juga diperlukan pemeriksaan rongen dan kultur. Pemeriksaan fisik pasien obstetrik difukuskan pada sistem genitourinaria, gastrointestinal, respirasi dan luka – luka seperti luka operasi, epiostomi dan lain – lain. Kemungkinan fokus infeksi pada wanita post partum meliputi sisa hasil konsepsi, mikroabses uterus, abses pelvis, infeksi luka, dan trombosis pelvis. Sedikitnya diperlukan 2 bahan kultur darah yang berbeda. Sensitivitas kultur tunggal untuk bakterimia adalah 80 %, dua bahan 89 % dan 3 bahan99%. Dua kuman yang sangat virulen dengan angka mortalitas yang tinggi adalah Streptokokus pyogens ( group A streptokokus ) dan Clostridium Sordeli.2

Pengobatan
Sekitar 70 % pada septik syok dapat dicegah. Untuk mencapai keadaa ini di perlukan tindakan diagnosis dini dan penanganan awal yang benar. Tujuan dari penanganan syok septik adalah mempertahankan kardiak output, mempertahankan perfusi organ target dan oksigenasi, mengobati infeksi sebagai sumber bakteremia, mempertahankan ventilasi yang adekuat, dan memperbaiki atau mengoreksi kerusakan organ.2 5 6 7 10

Resusitasi cairan
Penanganan awal memerlukan tindakan yang secara langsung memperbaiki volume sekuncup jantung dan oksigenasi yang adekuat. Keadaan ini dapat dilakukan melalui pemberian cairan intravena dengan jarum besar dan aliran yang cepat. Resusitasi cairan dimulai dengan 1 – 2 liter ringer laktat atau normal salin selama 15 – 20 menit tanpa alat monitor. Jika pemberian cairan diteruskan, dapat dipasang kateter Swan Ganz untuk membantu menghitung jumlah cairan yang diperlukan, karena resiko terjadinya oedem paru, ARDS dan disfungsi myokardial. Cairan intravena tambahan di perlukan untuk mencapai tekanan kapiler pulmonar yang optimal, antara 12 – 17 mmHg. Jika terjadi kehilangan darah akut, atau hematokrit turun dibawah 30 %, cairan yang paling sesuai adalah red blood cell

Oksigenasi dan Ventilasi :
Karena resiko terjadinya ARDS, wanita dengan syok septik memerlukan pemantauan untuk menghindari hipoksemia dan kegagalan ventilasi. Oksimeter secara kontinyu harus digunakan untuk memonitor saturasi oksigen arterial, dan terkadang diperlukan pemeriksaan analisa gas darah arterial. Pengobatan dengan oksigen diindikasikan bila tekanan oksimetri < 90 %, saturasi oksigen arteri < 92 %, atau tekanan O2 arteri < 60 %. Tujuan dari pengobatan dengan oksigen adalah untuk memelihara oksigenasi adekuat ke dalam jaringan. Keadaan ini mungkin memerlukan intubasi dan bantuan ventilasi dengan positive end- expiratory pressure (PEEP).

Pengobatan obat- obat vasoaktif atau initropik
Jika resusitasi cairan (tekanan kapiler pulmonar 12-17 mmHg) fungsi kardiovaskuler tetap tidak membaik dan tekanan darah tetap hipotensi ( rata – rata tekanan arterial < 60 mmHg atau tekanan sistolik < 90 mmHg, produksi urine yang kurang ( < 0,5 cc/kg/hr ), volume sekuncup tidak adekuat, atau memburuknya laktat asidosis, pemberian obat – obatan sangat diperlukan. Obat – obat pemacu tekanan terbaik diberikan adalah golongan α agonis dan obat – obatan yang bersifat inotropik diberikan adalah golongan β abonis.
Dopamin merupakan obat pilihan pertama jika hipotensi menetap setelah pemberian cairan. Pada dosis yang kecil( < 2ug/kg/menit) dopamine secara selektif berperan sebagai vasodilator ginjal dan vaskuler bed mesenterik dimana terdapat reseptor dopaminergik. Hal ini menyebabkan peningkatan produksi urine tanpa efek denyut jantung atau peningkatan tekanan darah. Pada dosis yang ditingkatkan, terjadi penurunan efek dopaminergik dan β1 adrenergik serta peningkatan efek α adrenergik. Pada dosis 5 – 10 ug/kg/menit, efek α adrenergik menyebabkan peningkatan SVR dan PCWP tanpa penurunan kardiak output. Pada dosis diatas10 ug/kg/menit kardiak output dapat menurun, dan pada dosis diatas 20 ug/kg/menit dopamin mempunyai efek yang hampir sama dengan norepineprine. Karena itu dosis awal selalu dimulai pada dosis 5 ug/kg/menit kemudian dinaikkan sampai diatas 20 ug/kg/menit jika diperlukan. Jika dosis 20 ug/kg/menit diperlukan, maka harus ditambahkan obat lain seperti dobutamin atau norepineprin untuk menghindari penekanan myikardium serta SVR normal. Keadaan ini merupakan stimulasi reseptor β1 pada myokardial secara langsung yang menyebabkan peningkatan kardiak output dengan peningkatan minimal denyut jantung. norepineprine ( atau phenyleprine di tambahkan jika terjadi hipotensi menetap akibat rendahnya SVR yang menetap ( dosis dimulai 1-2 ug/menit, rentang dosis 2 – 12 ug/menit)

Pengobatan terhadap infeksi
Pengobatan terhadap infeksi merupakan faktor yang penting pada penanganan sepsis. Pengobatan antibiotika sedini mungkin dapat menurunkan angka komplikasi sebesar 50 %. Pengobatan infeksi melipiti penggunaan antibiotika broad spektrum dan penanganan secara bedah fokus infeksi jika diperlukan.

Senin, 14 Juli 2008

undangan temu ikalogi udayana

kepada seluruh anggota ikalogi udayana beserta keluarga yang hadir di PIT POGI Balikpapan mohon dengan hormat kehadirannya pada acara temu alumni:
hari/tgl:senin 28 juli 2008
waktu:19.00wita sampai selesai
tempat:restoran dinasty ,jln A.Yani 117 Balikpapan. telp:0542-414161
terimakasih

ketua ikalogi

Anti-Mullerian Hormon

ABSTRAK

Latar Belakang : AMH dihasilkan oleh sel granulosa folikel pre antral dan antral, berperan membatasi jumlah folikel primordial berkembang menjadi folikel primer. Kadarnya dapat diukur pada serum, relatif tidak berfluktuasi sepanjang siklus haid dan kadarnya semakin menurun secara gradual seiring bertambahnya usia seorang wanita. Jumlah folikel yang berkembang tergantung dari jumlah folikel yang masih tersisa pada ovarium dan jumlah folilel dominan serta jumlah oosit pada stimulasi ovarium tergantung pada jumlah folikel yang berkembang. Oleh karena itu pemeriksaan kadar serum basal AMH secara tidak langsung dapat menggambarkan cadangan ovarium serta dapat memprediksi respon ovarium terhadap stimulasi ovulasi.
Tujuan : Mempelajari korelasi kadar serum basal AMH dengan respon ovarium terhadap stimulasi ovulasi pada program fertilisasi in vitro.
Bahan dan Cara : Wanita yang telah memenuhi kriteria untuk mengikuti program fertilisasi in vitro di Klinik Fertilitas RS Siloam Surabaya dan Graha Amerta Surabaya mulai Februari 2007 disertakan sebagai sampel penelitian sampai terpenuhi sejumlah 69 sampel. Kadar AMH diperiksa pada hari ketiga haid bersamaan dengan pemeriksaan hormonal basal yang lain. Dilakukan pengumpulan data selama proses stimulasi sampai dengan prosedur petik ovum meliputi : jumlah ampul gonadotropin, kadar E2 serum saat hCG, jumlah folikel pre ovulasi dan jumlah oosit. Dilakukan analisa statistik dengan Pearson’s correlation test untuk menunjukkan hubungan antara variabel.
Hasil : Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar serum basal AMH dengan : jumlah folikel pre ovulasi (r=0,529 , p < 0,01) , dengan jumlah oosit (r=0,535 , p<0,01), dengan kadar E2 serum saat pemberian hCG (r=0,456 , p< 0,01) dan jumlah ampul gonadotropin per folikel pre ovulasi (r= - 0,311 , p<0,01).

Kata kunci : kadar serum basal AMH, respon ovarium, stimulasi ovulasi.

IKALOGI UNUD

Media komunikasi bagi alumni obstetrikus FK Unud. Partisipasi anggota akan membuat media ini tetap eksis. We will be here !!